My Task

Selasa, 03 Januari 2017

Perencanaan Wilayah


PERENCANAAN WILAYAH

Tema : Pengembangan Pendidikan Terkait Produktivitas Petani
Judul: Cerdaskan Petani Indonesia Melalui Pendidikan Formal dan Informal



Oleh :
NURSITTAH
05121001093

AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA

INDRALAYA
2014


Cerdaskan Petani Indonesia Melalui Pendidikan Formal dan Informal

Kemampuan SDM adalah kemampuan menguasai sekumpulan pengetahuan dan keterampilan serta perilaku yang dituntut dari setiap pekerja agar mencapai hasil optimal atau kemampuan melaksanakan tugas ditempat kerja, sesuai standar optimal, yang ditetapkan. Untuk mencapai standar optimal tersebut diperlukan sekumpulan pengetahuan, keterampilan, dan etos kerja. Dalam hal pertanian merupakan salah satu permasalahan yang masih kurang mendapat perhatian serius termasuk kurangnya peningkatan kinerja SDM.
SDM merupakan salah satu faktor kunci untuk mendapatkan kinerja terbaik, karena keberhasilan kinerja individu petani sangat berpengaruh terhadap hasil kerja pertanian. Kemampuan pribadi petani adalah segala ciri yang dimiliki seseorang sepanjang hidupnya, meliputi umur, pendidikan formal, pengalaman, kebutuhan, motivasi, dan sifat kewirausahaan. Jadi manusia merupakan unsur penggerak utama dan mempunyai kemampuan untuk memanupulasi dan mengintervensi sumber daya alam. Sumber daya alam termasuk petani memegang peran penting dalam suatu usaha yang memanfaatkan sumber daya alam untuk memenuhi kebutuhannya dan kebutuhan orang lain menggunakan kemampuan dan kompetensi yang dimiliki.
Menurut Dimyati (2007), permasalahan yang masih melekat pada sosok petani dan kelembagaan petani di Indonesia adalah:
1. Masih minimnya wawasan dan pengetahuan petani terhadap masalah manajemen produksi maupun jaringan pemasaran.
2. Belum terlibatnya secara utuh petani dalam kegiatan agribisnis. Aktivitas petani masih terfokus pada kegiatan produksi (on farm).
3. Peran dan fungsi kelembagaan petani sebagai wadah organisasi petani belum berjalan secara optimal.





Kemampuan petani berkembang seiring dengan pengalaman bertani. Semakin berpengalaman maka kinerja pertanian makin tinggi. Pendidikan,semakin mampu menangkap informasi, inovasi, dan teknologi baru. Pelatihan, menambah keterampilan penggunaan teknologi dan memanfaatkan informasi. Kemampuan sumber daya manusia petani dengan produktivitas pertanian, keragaman produksi pertanian, dan akses pemasaran produksi di wilayah studi dapat dilihat dengan menghubungkan dengan kemampuan SDM petani. Kemampuan SDM ini untuk melihat kemampuan dan ilmu pengetahuan petani sebagai kemampuan SDM petani yaitu tingkat pendidikan, keikutsertaan dalam pelatihan, dan pengalaman dalam bekerja. Dengan demikian upaya meningkatkan kompetensi petani merupakan suatu keharusan agar petani berdaya dan mampu menunjukan segala potensi. Dalam waktu yang bersamaan upaya peningkatan kompetensi petani diikuti dengan kemampuan pribadi berusaha tani..
Setiap program pengembangan sektor pertanian khususnya yang berkait de­ngan program pengembangan SDM pertanian harus merupakan bagian integral dari peningkatan kesejahteraan petani (PPK). Pengembangan model  pendidikan, pelatih­an, dan penyuluhan berbasis kompetensi dan agribisnis diharapkan mampu meningkatkan mutu SDM pertanian. Pada gilirannya mampu meningkatkan produktifitas, mutu dan harga hasil pertanian yang kompetitif. Tujuannya adalah meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani yang didukung dengan pemberdayaan, peningkatan akses terhadap sumberdaya usaha pertanian, pengembangan kelembagaan dan perlindungan terhadap petani.
Saat ini, terjadi proses perubahan paradigma pembelajaran dari yang sekedar tahu melakukan sesuatu menjadi tahu dan dapat melakukan sesuatu. Yang pertama lebih ke domain kognitif sedangkan kompetensi yang kedua lebih kepada skill dan keterampilan. Untuk menghadapi perubahan paradigma tersebut, perlu kebijakan umum terkait perubahan kurikulum pendidikan. Mulai dari perubahan kurikulum menjadi Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) di tingkat nasional hingga penerapan kurikulum berbasis muatan lokal di tingkat lokal. Kurikulum muatan lokal perlu dijalankan karena setiap daerah memiliki agroekosistem yang beragam. Ada beragam komiditi yang diusahakan sesuai dengan lingkungan. Penerapan teknologi pun harus berjenis indegeneous technology (teknologi yang memiliki kearifan lokal). Kita tidak bisa memaksakan semua jenis teknologi siap pakai. Kebijakan ini harapannya berlaku untuk semua tingkat pendidikan, sampai ke perguruan tinggi.
Tiga sisi KBK yang perlu dikembangkan di sektor pertanian antara lain : sektor produksi, manajemen produksi, dan manajemen pemasaran. Dengan ketiga sisi KBK ini akan terjadi perubahan paradigma dari produksi ke pasar sehingga si petani tidak hanya memiliki teknik produksi juga tetapi juga pemasaran. Oleh sebab itu petani  juga memiliki kompetensi pemasaran. Dengan begitu, petani akan memiliki model agribisnis sebagai satu sistem yang utuh mulai dari on farm sampai dengan off farm.
Bentuk penerapan sistem KBK di tataran petani dapat dilakukan tidak hanya melalui sistem pendidikan formal, tetapi lebih khusus melalui sistem pendidikan informal melalui pembelajaran aktif melalui pelatihan-pelatihan berbasis kompetensi. Metode pelatihan dilakukan secara partisipatif dengan menggunakan metode pendidikan orang dewasa. Pelaksananya bisa dilakukan oleh siapa saja namun kebijakannya dapat melalui badan pendidikan dan pelatihan Departemen Pertanian RI maupun badan pelatihan di departemen lain yang terkait dengan bidang pertanian lainnya seperti Departemen Kelautan dan Perikanan maupun Departemen Kehutanan. Pelaksananya bisa melalui balai pendidikan dan pelatihan di daerah, pemerintah daerah atau oleh Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang bergerak di bidang pertanian maupun perguruan tinggi yang juga memiliki tugas pokok dalam pengembangan masyarakat.
















DAFTAR PUSTAKA

Febrian, Bilal M. dan Tjokropandojo, Dewi Sawitri. SDM Manusia dan Kinerja Petani Sebagai Basis Pengembangan Ekonomi Lokal. STUDI KASUS: Desa Tegallega, Kecamatan Warungkondang, Kabupaten Cianjur. Diakses pada tanggal 23 September 2014 pukul 15.30 WIB.
Nasrul, Wedy. Jurnal Vol.III No.29, Juni 2012: Pengembangan Kelembagaan Pertanian Untuk Peningkatan Kapasitas Petani Terhadap Pembangunan Pertanian. Diakses pada tanggal 23 September 2014 pukul 15.00 WIB.

Mangkuprawira, Sjafri. 2009. Artikel : Cerdaskan Petani Kita Agar Sejahtera. Diakses pada tanggal 23 September 2014 pukul 16.00 WIB.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar