Di sudut kampung yang bernama Ujung gading,
tepatnya di gang buntu 20 tahun silam aku terlahir dari rahim seorang wanita yang ku panggil ibu yang merupakan penduduk asli dari ujunggading, kabupaten pasaman Barat, provinsi Sumatera Barat.
Disinilah,di gang buntu
desa ujung gading, aku lahir dan menoreh banyak jejak keceriaan yang ternyata
sangat berharga dan sangat ingin aku ulangi. Di antara kedua kakak perempuan ku
aku bisa dibilang paling nakal dan suka kelayapan kemana-mana. Meski waktu itu
umur ku baru 7 tahun tapi semua tempat-tempat indah sejenis sungai dan
sawah-sawah hijau telah aku lewati bersama teman-temanku. Waktu kecil aku
paling suka sungai, Itu berawal dari pertama kali ibu mengajak ku menemaninya
mencuci baju di sungai. Sungai yang dalam bahasa kampung ku “ batang aie”
memang tidak terlalu jauh dari rumah ku dengan melewati jalan setapak kira-kira
300 meter dan menuruni anak tangga yang berjumlah 50 kemudian sedikit melewati
pematang sawah maka sampailah di sungai yang alirannya bermuara di pantai air bangis, pantai yang juga sering aku
kunjungi saat liburan sekolah. Selama ibu mencuci baju biasanya aku hannya
bermain-main air dan pasir di pinggir sungai bersama anak-anak tetangga. Maklum
ibu-ibu rumah tangga di kampung ku kebanyakan lebih senang mencuci baju di
sungai dari pada di kamar mandi sempit milik mereka. Suasana sungai selalu
ramai, puncaknya adalah hari minggu pukul 10.00 pagi. Tidak hanya ibu-ibu rumah
tangga atau tukang cuci keluarga tetapi juga gerombolan remaja putri yang
datang hannya untuk mandi sambil membawa bekal nasi dan lauk didalam rantang
masing-masing. Aktivitas ini biasa disebut orang kampung ku “ Bakelah”.
Sampai umur ku menginjak 11 tahun aku masih suka
mandi ke sungai terkadang membawa baju kotor milikku sendiri dalam ember kecil.
Meski tanpa ibu karena fisik ibu yang sudah tidak kuat lagi untuk menuruni 50
anak tangga aku tetap pergi bersama teman-temanku.Suara baju basah yang
dihempaskan ke batu lonjong dan bulat di tingkahi dengan gossipan para ibu-ibu
rumah tangga. Pembicaraan yang sangat ramai tentang keluarga masing-masing,
tentang tingkah suaminya yang jarang pulang bahkan tentang mertua yang
memandang sinis. Aku pernah berfikir apa ibu ku dulu juga suka membicarakan tingkah ku yang
sedikit nakal kepada teman-temannya atau malah rahasiaku yang suka ngompol di
kasur saat umur ku 9 tahun sudah terbongkar, kalau iya betapa malunya aku.
Setelah mencuci aku
paling sering menyeberangi sungai yang memang tidak terlalu dalam bersama
teman-teman ku, jujur saja aku tidak bisa berenang hingga hari ini. Pernah
suatu waktu aku di ajak salah seorang temanku ke sungai bagian hulu, lumayan
jauh dari tenpat kami mandi biasa. Awalnya aku pikir tidak terlalu dalam,tapi setelah menjejak dasar sungai aku benar-benar tenggelam,
sontak menggapai mintak tolong. Pengalaman itu membuat ku lebih berhati-hati saat mandi
di sungai.
Betapa aku ingin kembali ke hari-hari indah itu..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar